- Hamzah Wasal
- Nun ‘Iwad
- Isymam
- Imalah
Hamzah Wasal
Hamzah Wasal di awal kata adalah huruf tambahan yang hanya dibaca ketika hamzah tersebut berada di permulaan bacaan dan digugurkan bacaannya/ tidak di baca jika disambung dengan kata sebelumnya.
Hamzah wasal terkadang harus di baca kasrah, dhomah ataupun fathah tergantung pada sebab – sebab berikut ini:
- Fathah
Apabila hamzah wasal bertemu dengan lam ta’rifContoh:
Di baca : Attaaibuunal’aaduun - Dhommah
Huruf ketiga pada kata kerja berbaris dhommah kecuali pada Surah Al-Ahqaaf: 04 (dibaca dengan kasrah mengikut hukum ibdal)
Dibaca : Ud’u - Kasrah
– Pada kata nama masdar tanpa lam ta’rif yang terdiri dari lima atau enam huruf;
contoh:
Di baca : Istikbaaraa– Huruf ketiga pada kata kerja berbaris fatha atau kasrah
Di baca : Ihdinaa
Nun ‘Iwad
Nun ‘Iwad : juga dikenali dengan Nun Wasal atau Nun Wiqaayah.
Pada beberapa mushaf telah di beri tanda huruf nun kecil yang di sebut dengan Nun Qutni,
Terjadi jika baris Tanwin (baris dua) bertemu dengan Alif Lam ( ال ) atau Hamzah Wasal ( ا ),
- Cara membacanya :
huruf yang bertanwin itu akan dibaca satu baris saja dan dan di depannya akan di tambahkan huruf Nun berbaris kasrah (walaupun ia tidak ada pada tulisan). - Contoh :
Isymam
Hanya ada satu ayat yang terdapat bacaan Isymam dalam Al-Quran, yaitu pada Qs: Yusuf ayat: 11
Isymam di baca dengan mengisaratkan bibir seolah-olah sedang mengeluarkan kata “nu” namun tanpa suara, ketika mentasydidkan nun yangberwarna merah pada ayat berikut ini:
Imalah
Imalah : mencondongkan bunyi bacaan baris fathah lebih hampir kepada bunyi baris kasrah. Hanya ada satu tempat bacaan imalah: Surah Huud: 41
perhatikan yang berwarna merah